Bulan: September 2023

KPPNBOJONEGORO – Bareskrim Polri menetapkan enam orang yang diduga melakukan pengaturan pertandingan atau match-fixing di Ligue 2 musim 2018. Ketua Badan Anti Mafia Sepak Bola Irjen Asep Edi Suheri mengatakan, terungkapnya kasus tersebut bermula dari ide penipuan yang ditemukan penyidik ​​setelah mengusut beberapa pertandingan.

“Sebagai bagian dari penyelidikan, terungkap bahwa wasit melakukan atau terlibat dalam pengaturan skor pada pertandingan Ligue 2 antara Klub ‘x’ dan Klub ‘y’ pada November 2018,” ujarnya, Rabu, di konferensi. 27/9).

Edi mengatakan, total ada 15 saksi yang diperiksa dalam kasus pengaturan skor tersebut. Yang diwawancarai antara lain klub, wasit, ofisial pertandingan, staf hotel, staf restoran, penyelenggara pertandingan, dan Komisioner Kepolisian PSSI.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, penyidik ​​menemukan cukup bukti sehingga enam orang disebutkan namanya, kata Wadir Reskrim Polri. Edi mengungkapkan, dari enam tersangka, dua di antaranya merupakan anggota organisasi yang beranggotakan hakim berinisial K dan kasir berhuruf A.

Keduanya dijerat Pasal 2 UU 11 Tahun 1980 tentang delik korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 15 juta. Sementara itu, 4 orang terduga wasit lainnya terlibat dalam pertandingan tersebut, yakni M sebagai wasit kepala, E sebagai asisten wasit satu, R sebagai asisten wasit dua, dan A sebagai satpam.

Keempat hakim tersebut dijerat pasal 3 UU 11 Tahun 1980 tentang tindak pidana korupsi dan pasal 55 ayat 1 1 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 3 tahun dan denda maksimal Rp15 juta. Edi mengatakan, awalnya pihak klub memberikan tekanan atau meminta bantuan wasit untuk bisa mendukung tim dan membantu memenangkan pertandingan melalui janji hadiah uang.

“Klub memberikan uang sebesar 100 juta kepada wasit di mana pun mereka berada, dengan maksud agar klub X mengalahkan klub Y,” ujarnya. Edi mengatakan, hal tersebut belum dilakukan satu kali pun. Kepada penyidik, pihak klub mengaku mengeluarkan dana hingga Rp 1 miliar untuk memberikan tekanan kepada wasit di banyak pertandingan. Jadi diterima kalau mereka mengeluarkan uang Rp 1 miliar untuk memberikan tekanan pada wasit di banyak pertandingan, katanya.

Edi enggan membeberkan lebih lanjut soal klub yang terlibat penipuan tersebut. Meski demikian, ia memastikan klubnya masih aktif di liga di Indonesia.

Edi memastikan tim investigasi akan terus mendalami keterlibatan klub lain dalam pengaturan skor. Asep mengungkapkan, pihaknya telah menetapkan pelaku lain sebagai tersangka. “Tim-tim yang terlibat masih aktif di Liga Indonesia. Namun, kami akan terus mendalami dan menyelidiki masalah ini,” ujarnya.

Kepala polisi negara itu, Jenderal. Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan Agen Anti Mafia Sepak Bola (Satgas) menemukan bukti adanya penipuan yang dilakukan pengurus Liga Indonesia.